Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Juliana Marins, seorang turis Brasil, di Gunung Rinjani, menarik perhatian banyak orang. Pemandu wisata yang mendampinginya, Ali Musthofa, memberikan kesaksian yang mengejutkan. Dia menegaskan bahwa dia tidak pernah meninggalkan Juliana, meskipun situasi tersebut sangat menegangkan.
Ali, yang berusia 20 tahun, menjelaskan kepada media Brasil O Globo bahwa dia menunggu Juliana selama tiga menit di depan sebelum menyadari bahwa dia tidak muncul. "Setelah sekitar 15 hingga 30 menit, saya mulai khawatir dan mencarinya di tempat peristirahatan, tetapi saya tidak menemukannya," ujarnya.
"Saya melihat cahaya senter di jurang sedalam 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta tolong. Saya berusaha memberi tahu dia untuk menunggu bantuan," lanjut Ali.
Ali segera melaporkan kecelakaan tersebut kepada agen tur tempat dia bekerja dan meminta bantuan darurat. Tim penyelamat segera diberitahu dan bersiap untuk melakukan evakuasi.
"Saya menelepon agen tur karena tidak mungkin untuk membantu sendiri di kedalaman yang begitu dalam tanpa peralatan keselamatan," jelasnya.
Juliana telah membayar Rp2,5 juta untuk paket pendakian tersebut. Dalam sebuah video yang diambil sebelum kecelakaan, dia terlihat tersenyum dan bercanda dengan turis Italia, Federica Matricardi, tentang pemandangan yang mendung. "Kami mendaki Gunung Rinjani demi pemandangan," kata Juliana.
Setelah perjalanan ke Asia Tenggara yang dimulai pada Februari 2025, Juliana mengunjungi beberapa negara sebelum tiba di Indonesia. Dalam keterangan foto terakhirnya, dia menulis, "Jangan pernah mencoba, jangan pernah terbang."
Sementara itu, Agam, seorang relawan yang ikut mengevakuasi jenazah Juliana, menjadi sorotan publik setelah video permintaan maafnya kepada keluarga Juliana viral di media sosial. Dia menjelaskan kesulitan yang dihadapi tim SAR saat mengevakuasi Juliana dari jurang yang dalam dan curam.
"Kami minta maaf tidak bisa membawa pulang Juliana dengan selamat, karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah," ungkap Agam.
Keluarga Juliana juga menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada relawan yang berani membantu dalam proses penyelamatan. Dalam unggahan di Instagram, mereka menulis, "Kami sangat berterima kasih kepada para relawan yang dengan berani menawarkan diri membantu mempercepat proses penyelamatan Juliana."
Pesan tersebut berisi ungkapan terima kasih yang tulus kepada Agam dan Tio, serta pengakuan atas risiko yang mereka ambil dalam situasi yang sulit. "Tindakan kalian tidak akan pernah kami lupakan. Terimalah rasa hormat kami," tutup mereka.
Recommended By Editor
- 9 Potret Agam pemandu Gunung Rinjani yang bantu evakuasi Juliana Marins, rela tidur di tebing curam
- 7 Potret tim relawan tidur di tebing curam Rinjani demi evakuasi Juliana Marins, dipuji netizen Brasil
- Keluarga kirim surat untuk relawan yang evakuasi turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, ini isinya
- Tragedi turis Brasil di Gunung Rinjani, Menpar minta pengawasan wisata berisiko tinggi diperketat
- Pemerintah disalahkan netizen Brasil, ini 7 fakta evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani